THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 17 Maret 2011

Cara memegang stick drum & posisi kaki pada pedal

Cara memegang stick dan posisi kaki pada pedal
Ada dua cara memegang stick:
1. Matched grip (lihat gambar I)
2. Traditional grip (lihat gambar II)




Matched grip mempunyai 2 cara memegang yang berbeda:
 

A. Closed hand/tangan tertutup dimana pukulan sangat mengandalkan lengan dan pergelangan tangan sehingga pukulan menjadi kaku dan tangan cepat lelah, kecepatannya pun sangat terbatas.

B. Open hand/tangan terbuka dimana ibu jari dan telunjuk yang digunakan untuk menjepit stick, sedangkan ketiga jari lainnya seperti jari tengah, jari manis dan kelingking berperan untuk mendorong stick. Ketika stick yang didorong menyentuh drumhead, maka secara otomatis stick akan memantul kembali, gunakan pantulan itu untuk membuat pukulan berikutnya (ketiga jari mendorong stick itu kembali). Lakukan secara berulang-ulang, seperti mendribble bola basket saja.

Traditional grip

Perbedaan grip ini adalah pada tangan kiri, dimana stick dijepitkan di ibu jari dan ditaruh diantara jari tengah dan jari manis. Ibu jari yang berperan untuk mendorong stick. Sedangkan untuk tangan kanan cara memegangnya tidak ada perbedaan, seperti matched grip saja Traditional grip memang lebih sulit untuk dilakukan ketimbang matched grip karena mengontrol tangan kiri jauh lebih rumit.


Awal dari Traditional grip 

Traditional merupakan cara memegang stick yang pertama digunakan, dimulai dari tahun 1600. Sebenarnya traditional grip diperlukan untuk keperluan drummer marching band pada saat itu yang dimana mereka menaruh snare drum dengan cara mengikatnya (seperti tas) dan talinya dilingkarkan dibahu, sehingga posisi snare drum miring kearah kanan. Karena posisinya miring kearah kanan, maka tangan kiri memakai grip yang berbeda dengan tangan kanannya guna untuk meraih snare drum tersebut (tangan kiri seperti memegang pensil, tetapi stick ditaruh diantara 2 pasang jari dan dijepitkan di ibu jari). 


Tahun 1840 drumset baru ditemukan (snare, bass dan tom-tom) dimana tiga drum dimainkan dengan satu orang. Karena traditional grip merupakan kebiasaan turun-temurun yang berawal dari marching, maka traditional grip digunakan juga pada drumset. Kemudian lagi-lagi kebiasaan ini berlanjut dengan akhirnya pada pertengahan tahun 1960, Ringo Starr (drummer The Beatles) mengambil langkah maju dengan memegang stick pada posisi yang sama (tangan kiri sama seperti tangan kanan), sehingga seperti orang yang memegang dua buah palu. Yang kemudian dinamakan matched grip. Ternyata dengan menggunakan matched grip maka dengan mudah pemain drum dapat mengeluarkan power/tenaga yang diinginkan dan juga pukulan pada tangan kirinya menjadi lebih akurat. 

Dan akhirnya keduanya pun dapat digunakan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum, untuk lagu yang lembut dan memerlukan sentuhan, maka traditional griplah yang ‘bebicara’, sedangkan untuk memainkan groove/beat yang solid dan lagu yang lebih modern (rock), matched grip yang paling cocok.

Menginjak pedal

Cara menginjak pedal ada 2 macam yaitu:
1. Heel down (lihat gambar A)
2. Heel up (lihat gambar B)


 

Kedua posisi kaki tersebut dapat dilakukan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum. Jika anda pemain jazz (swing, pop jazz) maka heel down merupakan pilihan yang tepat, tetapi jika anda pemain rock atau fusion dan funk maka heel up diperlukan untuk menciptakan groove yang lebih solid karena kecepatan dan kekuatan kaki akan bertambah.

Heel down sangat mengandalkan pergelangan kaki untuk memukul. Jadi, anda jangan berharap untuk medapatkan pukulan yang keras dengan posisi ini, hanya buang-buang tenaga saja.

Heel up menggunakan ujung kaki untuk menginjak pedal sehingga semua tenaga dapat dikerahkan. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih pada saat heel up, posisi kaki dimundurkan sehingga pada saat menginjak pedal (pada saat menginjak pedal kaki jangan ditahan tapi dilepas kembali), maka pedal akan kembali pada posisi semula karena ditarik oleh pegas dan anda tinggal menginjaknya lagi untuk memukul.

Sabtu, 19 Februari 2011

Iron Maiden Gebrak Jakarta ...!!!

 
Iron Maiden


Grup band metal asal Inggris, Iron Maiden menggelar konsernya di Jakarta, Kamis (17/2/2011). Steve Haris Cs tiba di bandara Internasional Soekarno Hatta-Tangerang Banten, Rabu (16/2/2011) sekitar pukul 13.28 WIB. Sebelumnya pesawat Ed Force One yang dikendarai Bruce Dickinson sang vokalis dijadwalkan mendarat pukul 12.50 WIB, atau terlambat sekitar 45 menit dari sebelumnya.


Meskipun demikian, Trooper Indonesia yang sejak pagi menunggunya tetap setia menanti kedatangan grup band heavy metal yang juga menjadi panutan musik di dunia. Kedatangan Iron Maiden di Indonesia dalam rangka tour Asian-Australian 2011 yang bertajuk ‘The Final Frontier World Tour ‘.

Tak hanya disambut oleh Trooper asal Indonesia yang berada di pulau Jawa, melainkan dari Palu, Ketapang dan Pekanbaru Riau. Selain itu juga tampak Trooper asal Jepang yang menyambut Iron Maiden di Bandara Soekarno Hatta. “Mereka yang menyambut tak kurang dari 100 orang, ada juga yang mengikuti perjalanan mereka dari mulai Moscow, Singapura, Jakarta dan Bali, itu Trooper dari Jepang,” ujar Syam selaku ketua Trooper Indonesia.

Misa, Trooper asal Jepang yang mengikuti perjalanan konser tur dunia 2011 Iron Maiden mengaku sangat menyukai musik metal tersebut sejak tahun 1981. Terlebih saat Iron Maiden menggelar konser keliling Jepang pada saat itu. “Saya suka sekali karena konsernya sangat bagus sekali. saya rasa besok akan menjadi malam yang luar biasa,” katanya.

Andika Kangen Band


Vokalis Kangen Band, Andika mengaku sudah punya pacar lagi. Ia akan mencari calon istri yang bisa menerima dirinya apa adanya.

Namun ia mengatakan belum mau cepat-cepat menikahi pacarnya tersebut sampai proses cerainya tuntas. "Gua mau istri gua nanti yang bisa nerima gua apa adanya, bukan adanya apa. Pokoknya gua belajarlah dari kesalahan gua yang lalu," terangnya saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (16/2/2011).

Andika sudah pisah ranjang dengan Ade Bunga, istrinya delapan bulan lalu. Kini mereka sedang menunggu proses percerai di Pengadilan Agama Jakarta Utara. Sidang perdana akan digelar 8 Maret 2011 nanti.

Saat ditanya siapa kekasih barunya ia tak mau bicara banyak. "Pokoknya ada deh," kilahnya. "Sebenarnya rumahtangga gua awalnya bahagia. Tapi, pas gua tahu dia punya pacar ya sudah. Gua pikir kenapa gua nggak cari pacar juga," paparnya.

Main Sinetron, SMSH Tak Takut Disebut Aji Mumpung

SM*SH.
 
 

SMSH benar-benar mengepakkan saya di dunia hiburan. Tak sekadar jadi boy band dan beraksi di musik, tapi SMSH juga terlibat main sinetron.


Tujuh jejaka asal Bandung ini pun tak takut jika disebut aji mumpung oleh beberapa pihak. Pasalnya, kesempatan seperti ini tidak datang kepada semua orang.

"Aji mumpung enggak takut. Enggak semua punya kesempatan yang sama dan kami punya tanggung jawab," tandas Rafael ditemui di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (17/2/2011).

Seperti diketahui, SMSH yang digawangi Dicky, Morga, Reza, Bisma, Rangga, Ilham, dan Rafael, mendapat tawaran bermain di Trans TV. Sinetron drama remaja mereka berjudul Cinta Cenat Cenut, yang akan tayang malam ini.

Menurut Rafael, kehadiran mereka di dunia sinetron layar kaca tidak sekadar mendapat tawaran dan langsung terjun ke dalamnya. Ada proses yang harus mereka lalui, yakni casting.

"Mereka enggak asal nunjuk kami untuk main. Tapi pihak Trans TV melakukan casting terlebih dahulu," ungkapnya.

Meskipun baru satu single yang dikeluarkan SMSH, mereka sudah mendapat kesempatan tampil menjadi aktor sinetron. Rafael pun meyakini bahwa SMSH tidak akan cepat berpuas diri.


"Kita mencari terus, mencari-cari inovasi baru, demi mempertahankan eksistensi di dunia entertainment," pungkasnya.

Hello Band Akan Konser di Queen Elizabeth Stadium Hongkong

Hello Band

Band Hello akan menggelar konser di Queen Elizabeth Stadium Hongkong dalam waktu dekat. Konser ini sekaligus menandai launching album teranyar mereka yang bertajuk 'Kepala Batu'. "Besok (Sabtu, 19/2) kami akan berangkat ke sana," ujar Widi, sang vokalis saat ditemui di kantor Nagaswara, Jakarta Pusat, Jum'at (18/2/2011).


Animo masyarakat yang sangat tinggi membuat bangga para personil Hello. Bahkan, mereka mendengar jika tiket yang dijual ribuan lembar sudah habis terjual. "Karena banyak fans disana, tiket sudah soldout, ini menjadi kebanggaan buat kami," ujar Widi.

Grup band yang dikenal dengan hits single mereka, 'Ular Berbisa' dan 'Dua Cincin', akan berada selama tiga hari di Hongkong. Waktu tiga hari itu tidak ingin disia-siakan oleh mereka untuk mengunjungi tempat terkenal di Hongkong. "Dahulu bulan November kami saat jalan-jalan ke Hongkong tak sempat mampir di museum Madame Tussaud, jadi besok kita akan luangkan untuk ke sana. Gua pingin banget ke sana," ujar Widi.
Sebelumnya, Hello Band telah launching album keduanya di Jakarta, Jum'at (18/2) di kantor Nagaswara, label tempat mereka bernaung.

Ringgo Agus Rahman Pemerintah 'Konyol' Menaikan Pajak Film Import

Ringgo Agus Rahman|


Bintang film Jomblo, Ringgo Agus Rahman menilai apa yang dilakukan oleh pemerintah, yang membebankan bea masuk dan pajak yang tinggi terhadap Film Import adalah tindakan konyol. Dampaknya adalah penarikan film-film import, seperti produksi film Holywood dan non Holywood dari Tanah Air.

"Hal itu sangat konyol. Bahkan pihak luar pun menganggap konyol dengan kenaikan pajak yang kurang masuk akal," ujar Ringgo saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Sabtu (19/2/2011).

Pemerintah yang dianggap Ringgo tidak memikirkan dampak negatif ke depan atas kenaikan pajak tersebut. "Hebat yah, pemerintah kita lagi-lagi buat kejutan, buat Hollywood ini masalah kecil, karena tanpa siar di Indonesia pun mereka nggak akan merasa rugi sama sekali," tambah Ringgo.

Dampak dari penarikan film import akan berimbas besar bagi para pengusaha bioskop dan secara otomatis para pekerjanya, mengingat film-film Indonesia saat ini hanya bisa memproduksi film 50 sampai 60 film pertahun. "Bioskop bisa bangkrut kalau kuota film nasionalnya enggak memenuhi studio yang tersedia. Dan kalau nanti bioskop gak ada alias bangrut, kita mau nayangin film Indonesia di mana," terang Ringgo.

Ringgo melanjutkan, seharusnya pemerintah bukan menaikan pajak film import, akan tetapi menurunkan pajak film lokal. "Hal itu enggak bisa dibilang membantu film nasional, namun justru malah merusak," terang Ringgo.

Ungu Band Ada Untung dan Ruginya Film Asing Tak Tayang

Band Ungu|

Grup Band Ungu yang saat ini sedang terlibat dalam penggarapan film perdana mereka berjudul 'Purple Love', hanya bisa menyerahkan segala sesuatunya kepada pemerintah mengenai film-film import yang ditarik dari peredaran lantaran pajak film import dinaikan. Mereka yakin pemerintah pasti tahu untung dan rugi atas kebijakan ini.
"Benar-benar menyerahkan ke pemerintah, pemerintah lebih tau dari kita, apabila film import nggak boleh masuk, pasti ada untung dan ruginya," ujar Enda di Cempaka Putih, Jakarta Utara, Sabtu (19/2/2011).
Enda melanjutkan, film Indonesia mungkin bisa lebih maju jika tidak ada lagi film-film luar di bioskop Indonesia. "Ruginya (kalau ditarik) kita kan juga suka belajar banyak dari film luar dari teknik, dan wawasan mereka membuat film. Tapi sekali lagi, pemerintah pasti punya solusi atas persoalan ini. Mudah-mudahan akan ada win-win solution," katanya.
Hal senada pun dikatakan oleh Pasha, ia yang mengaku penggemar film-film luar, terutama Holywood. Akan lebih sulit untuk mengupdate film-film terbaru yang akan edar. "Kalau diblok pasti yang rugi banyak, kita nggak bisa update," ujar Pasha.