Sabtu, 29 Januari 2011
jejak ufo di sleman
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memutuskan untuk tidak akan mengirim tim ke Sleman, Yogyakarta, lokasi dimana dipercaya sudah menjadi lokasi pendaratan UFO.
Sebab, "Kasus di Sleman bukan fenomena antariksa. Lapan tidak akan mengkajinya," kata peneliti utama Astronomi-Astrofisika Lapan, Thomas Djamaluddin, kepada VIVAnews.com, Senin 24 Januari 2011.
Menurut peneliti yang akrab disapa Djamaluddin ini, tidak ada bukti ilmiah atas keberadaan UFO. Artinya, tidak mungkin fenomena crop circle berbentuk geometris aneh di areal persawahan di Sleman itu disebabkan UFO. Dan sejumlah informasi yang menyebut kan bahwa Lapan akan menggelar keterangan pers atas kasus UFO di Sleman itu adalah tidak benar.
Fenomena yang sama sering terjadi di banyak negara. Dan itu, katanya, sudah terbukti sebagai rekayasa manusia belaka. "Tujuannya macam-macam, ada karya seni, komersial, dan lain-lain," kata dia.
Menurut Djamaluddin, secara umum pola seperti itu sudah banyak dijumpai di luar negeri, terutama di Inggris, yang dikenal sebagai crop circle, lingkaran di lahan pertanian.
Djamaluddin melanjutkan, pola geometris di Sleman bukan juga disebabkan oleh puting beliung atau pengaruh elektromagnetik dari SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi milik PLN). Puting beliung tidak akan menghasilkan pola yang rapi.
SUTET pun tidak akan memberi dampak pola geometris, karena tanaman padi tidak terpengaruh oleh medan listrik atau medan magnet dari jaringan listrik itu. Kalau begitu apa sebabnya?
"Saya menduga itu hasil rekayasa tangan-tangan kreatif. Di banyak negara terbukti crop circle adalah hasil rekayasa kreatif manusia," kata Djamaluddin.
Diposting oleh Dimas Barkah Akbar di 00.02
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar